Dari Kamar Karaoke ke Kamar Kost

Denpasar, selasa malam sekitar pukul sepuluh.

Sebagian orang, mendapat kesempatan mengantar CO (Cewek Orderan/ Omprengan) pulang ke kostnya, membuatnya merasa "naik kasta". Di Denpasar (..dan sekitarnya), mungkin tidak banyak, mungkin juga tidak sedikit yang pernah menikmati service "sex after nganter" ini.

Nick (nama profesinya) sudah sekitar tiga tahun ini berprofesi sebagai tukang ojek (..becek) bagi para CO, yang biasa dikenal sebagai PL di tempat berkarier, di karaoke-karaoke. Sebelum pukul tiga pagi, Nick sudah standby di tempat parkir rumah karaoke untuk menjemput CO pulang. Dengan gagah berani, rambut disisir rapi, plus senyum yang selalu mengembang, Nick selalu sabar menanti pulang sang CO pujaan.

Pukul tiga lewat-lewat dikit biasanya Nick udah dipeluk erat pinggangnya oleh si CO diatas roda dua matic masa kini. Gak lama kemudian (biar cepet aja ceritanya), mereka udah sampai di kost yang dimaksud. Yah…setelah itu, service like always…

Nick, yang mengaku asli pemuda setempat memang pengangguran tulen. Hobinya ngesek sana-sini. Ga peduli kelas tiker atau suits room pernah dijelajahi. Pokoknya hidup mati di esek-esek. Diantara rekan-rekan sejawatnya, yang berprofesi sama sebagai ojek (..bechek), kecantikan, keseksian, gaya main, serta asal si CO adalah suatu perlombaan yang menarik. Soal kecantikan, dari survey yang telah dilakukan kecil-kecilan, CO yang berasal dari kota kembang Bandung menjadi favorit dengan menempati urutan pertama, disusul Menado serta Palembang. Soal keseksian, Bandung dan Menado mendapatkan point yang sama. Untuk gaya bermain, Menado menjadi yang terfavorit disusul Bandung dan Kupang (Indo-Portu).

Mendapatkan cewek-cewek dari kota-kota tersebut merupakan suatu kemenangan (meskipun cukup subjektif) bagi mereka. Kebanggaan saat menceritakan kronologi pertemuan sampai kebinalan di ranjang adalah yang menjadi standart penilaian.

(apatis08)
Sumber : Apatis

No comments

Powered by Blogger.