PT Kertas Leces (Persero)
PT Kertas Leces (Persero) adalah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas.
Sejarah
Kertas Leces adalah pabrik kertas tertua kedua di Indonesia, setelah pabrik Kertas Padalarang, yang mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun 1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari, menghasilkan kertas print yang memproses bahan baku jerami dan dilakukan proses pensodaan.
Setelah manajemen ditangani oleh pemerintah Indonesia, Kertas Leces mengalami perkembangan pembangunan fisik melalui empat tahapan yang dimulai pada tahun 1960 dan berakhir tahun 1986, yang menghasilkan pabrik kertas dan pulp terintegrasi.
Seputar perusahaan
Saat ini, kapasitas produksi perusahaan ini sebesar 640 ton/hari dan menghasilkan berbagai jenis kertas seperti: kertas HVS, HVO, kertas industri, copying paper, dan newsprint paper.
Kertas Leces adalah salah satu pabrik kertas di Indonesia yang telah dapat memproduksi kertas dengan memanfaatkan kertas daur ulang dan limbah tebu sebagai bahan mentahnya. Inilah upaya Kertas Leces untuk menuju perusahaan dengan eco-label.
Kertas Leces juga berkomitmen untuk menjaga kondisi lingkungan sekitarnya dengan meminimalkan proses-proses kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, berbagai proses produksi juga dikontrol menggunakan komputer berteknologi tinggi untuk menjamin kualitas produksi yang stabil dan maksimal.
Kronologi
Pemberhentian Operasi
Terhitung sejak Mei 2010, Kertas Leces berhenti beroperasi. Alasan dari pemberhentian operasi ini adalah karena Perusahaan Gas Negara (PGN) menghentikan pasokan gasnya, lantaran Kertas Leces sudah menunggak utang sebesar Rp41 miliar.
Beroperasi Kembali
Terhitung sejak 4 Juni 2012, Kertas Leces mulai beroperasi kembali. Hal ini disampaikan sendiri oleh Direktur Utama Kertas Leces, Budi Kusmarwoto. Dengan bahan yang masih tersisa di pabrik, PTKL akan memproduksi kertas jenis Medium Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan Kertas Tissue, MG Paper, dengan proyeksi jumlah produksi ± 5.000 Ton/bulan.
Sumber : Wikipedia diakses pada 3 Agustus 2018
Sejarah
Kertas Leces adalah pabrik kertas tertua kedua di Indonesia, setelah pabrik Kertas Padalarang, yang mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun 1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari, menghasilkan kertas print yang memproses bahan baku jerami dan dilakukan proses pensodaan.
Setelah manajemen ditangani oleh pemerintah Indonesia, Kertas Leces mengalami perkembangan pembangunan fisik melalui empat tahapan yang dimulai pada tahun 1960 dan berakhir tahun 1986, yang menghasilkan pabrik kertas dan pulp terintegrasi.
Seputar perusahaan
Saat ini, kapasitas produksi perusahaan ini sebesar 640 ton/hari dan menghasilkan berbagai jenis kertas seperti: kertas HVS, HVO, kertas industri, copying paper, dan newsprint paper.
Kertas Leces adalah salah satu pabrik kertas di Indonesia yang telah dapat memproduksi kertas dengan memanfaatkan kertas daur ulang dan limbah tebu sebagai bahan mentahnya. Inilah upaya Kertas Leces untuk menuju perusahaan dengan eco-label.
Kertas Leces juga berkomitmen untuk menjaga kondisi lingkungan sekitarnya dengan meminimalkan proses-proses kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, berbagai proses produksi juga dikontrol menggunakan komputer berteknologi tinggi untuk menjamin kualitas produksi yang stabil dan maksimal.
Kronologi
Pemberhentian Operasi
Terhitung sejak Mei 2010, Kertas Leces berhenti beroperasi. Alasan dari pemberhentian operasi ini adalah karena Perusahaan Gas Negara (PGN) menghentikan pasokan gasnya, lantaran Kertas Leces sudah menunggak utang sebesar Rp41 miliar.
Beroperasi Kembali
Terhitung sejak 4 Juni 2012, Kertas Leces mulai beroperasi kembali. Hal ini disampaikan sendiri oleh Direktur Utama Kertas Leces, Budi Kusmarwoto. Dengan bahan yang masih tersisa di pabrik, PTKL akan memproduksi kertas jenis Medium Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan Kertas Tissue, MG Paper, dengan proyeksi jumlah produksi ± 5.000 Ton/bulan.
Sumber : Wikipedia diakses pada 3 Agustus 2018
Post a Comment